Kelas IX | Elemen Kering
Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama elemen kering adalah
1. kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C),
2. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
3. larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl),
4. dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).
Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran
antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta
(kering). Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi,
sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode
itu dihubungkan dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini
membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu
menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng. Adapun, reaksi
kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut.
Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
Zn + 2NH4Cl → Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi)
Pada dispolarisator terjadi reaksi
H2 + 2MnO2 → Mn2O3 + H2O
Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembung-gelembung gas
hidrogen (H2). Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan
dispolarisator yang berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air
(H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas hidrogen
yang mengganggu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan
polarisasi gas hidrogen disebut dispolarisator. Adanya bahan
dispolarisator pada batu baterai, menyebabkan arus listrik yang mengalir
lebih lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan 1,5 volt. Elemen
kering (batu baterai) banyak dijual di toko karena memiliki keunggulan
antara lain tahan lama (awet), praktis karena bentuk sesuai kebutuhan,
dan tidak membasahi peralatan karena elektrolitnya berupa pasta
(kering).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar