Kelas IX | Accumulator
Accumulator sering disebut aki. Elektrode accumulator baik anode dan
katode terbuat dari timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu
1. kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2),
2. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb),
3.larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan
membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan
dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang
dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan
sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan
starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan belakang
mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang
disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik
disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour
(AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan
arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian
kembali.
Proses Pengosongan Accumulator
Pada saat accumulator digunakan, terjadi perubahan energi kimia menjadi
energi listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan elektrolitnya.
Pada anode terjadi perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal
sulfat (PbSO4). Perubahan yang terjadi pada katode adalah timbal murni
(Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun pada larutan elektrolit
terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat menjadi encer, karena pada
pengosongan accumulator terbentuk air (H2O). Susunan akumulator adalah
sebagai berikut.
Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2).Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb).
Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Ketika accumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan elektrolit
dengan timbal dioksida dan timbal murni sehingga menghasilkan elektron
dan air. Reaksi kimia pada accumulator yang dikosongkan adalah sebagai
berikut.
Pada elektrolit : H2SO4→2H+ + SO42–
Pada anode: PbO2 + 2H+ + 2e + H2SO4 →PbSO4+2H2O
Pada katode : Pb + SO42–→ PbSO4
Pada saat accumulator digunakan, baik anode maupun katode perlahan-lahan
akan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4). Jika hal itu terjadi, maka
kedua kutubnya memiliki potensial sama dan arus listrik berhenti
mengalir. Terbentuknya air pada reaksi kimia menyebabkan kepekatan asam
sulfat berkurang, sehingga mengurangi massa jenisnya. Keadaan ini
dikatakan accumulator kosong (habis).
Proses Pengisian Accumulator
Accumulator termasuk elemen sekunder, sehingga setelah habis dapat diisi
kembali. Pengisian accumulator sering disebut penyetruman accumulator.
Pada saat penyetruman accumulator terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia. Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu timbal
sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal dioksida (PbO2). Perubahan pada
anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal murni (Pb).
Kepekatan asam sulfat akan berubah dari encer menjadi pekat, karena
ketika akumulator disetrum terjadi penguapan air. Bagaimanakah cara
menyetrum akumulator?
Untuk menyetrum accumulator diperlukan sumber tegangan DC lain yang
memiliki beda potensial yang lebih besar. Misalnya akumulator 6 volt
kosong harus disetrum dengan sumber arus yang tegangannya lebih dari 6
volt. Kutub-kutub akumulator dihubungkan dengan kutub sumber tegangan.
Kutub positif sumber tegangan dihubungkan dengan kutub positif
akumulator. Adapun, kutub negatif sumber tegangan dihubungkan dengan
kutub negatif akumulator. Rangkaian ini menyebabkan aliran elektron
sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron accumulator.
Elektron-elektron pada accumulator dipaksa kembali ke elektrode
accumulator semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada kedua
elektrodenya. Agar hasil penyetruman accumulator lebih baik, maka arus
yang digunakan untuk mengisi kecil dan waktu pengisian lama. Besarnya
arus listrik diatur dengan rheostat. Pada saat pengisian terjadi
penguapan asam sulfat, sehingga menambah kepekatan asam sulfat dan
permukaan asam sulfat turun. Oleh sebab itu, perlu ditambah air
accumulator kembali. Susunan accumulator yang akan disetrum (diisi)
dalam keadaan masih kosong, yaitu
Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbSO4),Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (PbSO4),
Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) encer.
Reaksi kimia saat accumulator diisi, yaitu
Pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO42–
Pada anode : PbSO4 + SO42– + 2H2O→ PbO2 + 2H2SO4
Pada katode: PbSO4 + 2H+ → Pb + H2SO4
Jadi, saat penyetruman accumulator pada prinsipnya mengubah anode dan
katode yang berupa timbal sulfat (PbSO4) menjadi timbal dioksida (PbO2)
dan timbal murni (Pb).
makasih ya, bisa ngerjain pr dengan mudah
BalasHapus